Jumat, 14 Februari 2014

Hujan Abu Gunung Kelud, Tangani Dengan Tepat

Sebagaimana diberitakan di berbagai media bahwa tadi malam (13/2/2014) pukul 22.05 WIB Gunung Kelud mengalami letusan dan mengharuskan warga di sekitar gunung tersebut untuk mengungsi ke daerah yang aman. Salah satu material letusan yang dihasilkan berupa abu vulkanik. Jangkauan hujan abu Gunung Kelud pada letusan kali ini menjangkau sampai di daerah Pekalongan dan sekitarnya. Di beberapa kota yang terkena dampak abu vulkanik kegiatan belajar mengajar hari ini diliburkan. Unsur kimia yang terkandung dalam abu vulkanik adalah Si, Ca, Mg, K, P, S, Fe, Zn, Mn dan Cu. Secara umum sifat kimia abu vulkanik dapat dibedakan berdasarkan kandungan silika (SiO2%) yaitu bersifat basa (kandungan SiO2 45-55%), intermediet (kandungan SiO2 56-62%) dan asam (kandungan SiO2 >62%). Dengan kandungan kimia tersebut, abu vulkanik mejadi sumber multi hara untuk tanah dan tanaman. Dengan tambahan unsur hara tersebut, tanah yang terkena abu vulkanik akan meningkat kesuburannya.

Disamping manfaat yang dihasilkan tersebut terdapat beberapa potensi yang membahayakan kesehatan dan kendaraan/properti. Ukuran butir abu vulkanik yang sangat lembut berpotensi terhirup oleh sistem pernafasan dan menimbulkan sesak nafas, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), silikosis (akumulasi unsur silika dalam pernafasan). Selain menyebabkan gangguan pernafasan, abu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit. Guna meminimalkan dampak tersebut, maka disarankan menggunakan pakaian tertutup, masker dan kacamata. Terkait dengan penggunaan masker, menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof Faisal Yunus, MD, PhD, FCCP, masker bedah yang terbuat dari kertas atau kain yang banyak beredar sebenarnya hanya menutupi area sekitar hidung. Masker jenis itu memiliki keterbatasan filtrasi karena ada celah di sekitar hidung dan mulut yang memungkinkan tetap masuknya kuman dan polutan yang ada di udara.
Kenampakan abu vulkanik dilihat menggunakan mikroskop
Respirator lebih memberi perlindungan ketimbang masker bedah. Respirator lebih melindungi dan menyaring partikel berukuran satu mikron. Alat ini terpasang pas di wajah dan berfungsi mencegah kebocoran. Ada sembilan jenis respirator yang direkomendasikan berdasarkan kemampuan menyaring partikel dengan ukuran 0,3 mikron atau satu per 1.000 milimeter, yaitu respirator 95 persen, 99 persen, dan 100 persen, serta kemampuan filtrasi terhadap minyak, yaitu tipe N (Non-resistant to oil), R (Resistant to oil), dan P (oil Proof). Adapun jenis kacamata yang dianjurkan adalah kacamata goggle yang mampu menutup rapat area mata dan sekitarnya. Bagi masyarakat yang tidak memiliki kedua alat tersebut dianjurkan mengurangi aktivitas di luar rumah guna menghindari dampak yang ditimbulkan (disini).

Respirator dan goggle
Bagi kendaraan, kandungan asam sulfat abu vulkanik dapat menyebabkan korosif. Selain itu butirannya yang runcing, dapat menggores kaca dan bodi kendaraan. Untuk mencegah korosif, kendaraan yang terkena abu vulkanik siram dengan air bersih terlebih dahulu supaya abu vulkanik larut, segera cuci bersih dengan sabun atau shampo dengan kandungan ph normal, bilas kembali dengan air bersih, keringkan dan jika memungkinkan lindungi kendaraan dengan sarung/cover kendaraan. Bagi yang tetap harus berkendara, pastikan filter udara terpasang secara sempurna. Hindari menggunakan filter udara berjenis open air filter karena berpotensi menyedot partikel abu vulkanik ke dalam ruang bakar. selesai digunakan segera bersihkan filter udara guna mencegah terhirupnya akumulasi abu vulkanik ke dalam ruang bakar yang dapat menyebabkan tumpukan karbon di ruang bakar dan tergoresnya dinding silinder dan piston. Adapun abu vulkanik yang menempel di kaca saat berkendara, pastikan untuk membasahinya terlebih dahulu dengan air washer baru menyapunya dengan wiper. Dengan penanganan yang tepat, dampak negatif yang ditimbulkan abu vulkanik dapat diminimalisir.
Semoga bermanfaat.
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar