Jumat, 07 Maret 2014

Pribadi Pemaaf

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S Ali Imran : 134).

Subhanallah, Maha Suci Allah, sungguh sempurna agama Islam ini. Agama Islam melalui Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi pribadi yang muhsin (suka berbuat kebajikan). Dengan berbuat kebajikan sesuai dengan yang dituntunkan oleh Rasulullah Muhammad, maka seorang mukmin akan mecapai derajat ketaqwaan. Terdapat sedemikian cabang kebajikan bagi seorang mukmin, mulai dari yang teringan yaitu menyingkirkan duri dari jalan sampai dengan mengucap kalimat tauhid "laa ilaaha illallah". Menjadi pribadi yang mampu menahan amarah dan mau memaafkan kesalahan orang lain, menurut Rasulullah Muhammad orang tersebut adalah orang yang kuat/perkasa, sebagaimana hadist berikut ;
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah orang yang perkasa itu orang yang jago berkelahi, namun sesungguhnya orang yang perkasa itu adalah orang yang dapat mengendalikan emosinya tatkala marah.” (Muttafaq `Alaih).

Dengan menjadi pribadi pemaaf bukan berarti kita menjadi pribadi yang lemah di mata orang lain, justru sebaliknya sifat pemaaf tersebut akan menunjukkan betapa lapang dadanya pribadi pemaaf tersebut dan dikaruniai sekian banyak keutamaan, yaitu ;
  • Menyelesaikan perselisihan. Dengan sikap lapang dada dan kesadaran bahwa amarah yang menyebabkan perselisihan tersebut berasal dari syetan, maka perselisihan yang terjadi akan selesai dengan cara saling memaafkan.
  • Menghilangkan rasa dendam. Dengan memaafkan kesalahan orang lain maka bibit - bibit dendam tersebut akan hilang.
  • Mempererat silaturahmi. Rasa amarah dan benci yang berasal dari syetan akan memutuskan tali silaturahmi yang ada. Dengan saling memaafkan maka silaturahmi yang retak tersebut akan kembali terjalin erat.
  • Memperoleh ampunan dari Allah. Dengan saling memaafkan maka orang tersebut akan mendapatkan ampunan dosa - dosanya dari Allah SWT.
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S An Nuur : 22).
Semoga kita mau dan mampu menjadi pribadi yang pemaaf dan semoga Allah mengampuni dosa - dosa kita serta memasukkan kita ke dalam golongan ahli syurga. Semoga bermanfaat.
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar